Katasurfaktan atau dalam bahasa Inggris 'surfactant' merupakan singkatan dari 'surface active agent' dan merupakan salah satu bahan paling penting dalam komposisi kimia deterjen pakaian. Surfaktan pada dasarnya terdiri dari dua jenis: bagian hidrofilik dan hidrofobik, yang bekerja sama untuk menghilangkan noda dari pakaian.
Komoditashasil hutan bukan kayu yang dinamakan dengan produk turunan kayu adalah beberapa produk yang dihasilkan dari proses pengolahan lebih lanjut dari kayu, limbah-limbah kayu, maupun bahan-bahan berkayu lainnya. Pengolahan lebih lanjut dari produk kayu ini memang ditujukan untuk utama memanfaat sumber daya hutan secara maksimal (maximum yields), seperti yang tertuang dalam asas-asas
Jenisinsektisida yang biasa digunakan menggunakan bahan aktif Deltametrin. Contoh produknya adalah Decis 25 EC dengan dosis anjuran 200-300 ml/Ha. d. Penerapan Sistem Pengendalian Hama Terpadu Pengendalian hama terpadu merupakan perpaduan atau kombinasi pengendalian hama secara terpadu (biologi) dan pengendalian secara kimia.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Bahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Pada Budidaya Tanaman. 082141747141 Telp 081-252-221-17 via SMS/WA. Toko Pertanian LMGA Agro jual pestisida kualitas terbaik stok lengkap dengan harga murah dan terjangkau. LMGA Agro menjual sarana pertanian kualitas terbaik untuk membantu petani dalam usaha budidaya tanaman di lahan pertanian. Selain itu, petani dan pelaku usaha budidaya tanaman bisa mendapatkan sarana pertanian dengan harga murah dan terjangkau. Sarana pertanian yang tersedia seperti varietas benih buah dan sayuran, pupuk tanaman, pestisida/obat hama, dan zat pengatur tumbuh. Selain itu, petani juga bisa mendapatkan sarana atau alat-alat pertanian dengan harga terjangkau dan murah. Benih sayuran yang tersedia di LMGA Agro mulai dari benih cabe, tomat, terong, timun, kol, bunga kol, dan lain-lain. Selain itu, LMGA Agro juga menyediakan jenis benih buah seperti benih melon, semangka, blewah/garbis, dan labu. Petani juga bisa mendapatkan pestisida terbaik untuk melindungi budidaya tanaman dari hama penyakit tanaman. Selain itu, jenis pestisida yang tersedia cukup lengkap dan memiliki kualitas terbaik. Pestisida yang terdapat di LMGA Agro meliputi fungisida, herbisida, insektisida, akarisida, hingga rodentisida. Selain itu, produk pestisida yang tersedia merupakan hasil produksi perusahaan terkemuka seperti BAYER, Syngenta, DOW, dan lain-lain. Petani bisa memanfaatkan jasa konsultasi gratis di LMGA Agro. Sehingga, petani bisa bertanya seputar pemakaian pestisida. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya sangatlah penting untuk petani ketahui sebelum menggunakannya untuk budidaya tanaman. Hal ini karena, bahan aktif pestisida dan kegunaannya berdampak buruk bagi budidaya tanaman ketika petani salah memakainya. Serangan hama penyakit tanaman menjadi hal yang merugikan bagi petani dan pelaku usaha budidaya tanaman. Sehingga, pemakaian pestisida menjadi salah satu andalan petani untuk mencegah dan mengendalikan serangan hama penyakit tanaman. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya menjadi hal yang perlu petani cermati dan pilih dengan baik. Hal ini karena, pemilihan bahan aktif pestisida dan kegunaannya penting guna membantu petani dalam pencegahan dan pengendalian hama penyakit tanaman. Hama Penyakit Tanaman Buat Petani Rugi Hama Penyakit Tanaman Buat Petani RugiPestisida Jadi Senjata Andalan PetaniBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Penting Bagi PetaniDaftar Bahan Aktif Pestisida dan KegunaannyaTebukonazolPropinebAbamectinGlifosatParaquatToko Obat Pertanian Mitra Bagi PetaniLMGA Agro Jual Pestisida Murah Berkualitas Budidaya tanaman telah lama menjadi penghasil bahan pangan nabati dan penghasil keuntungan bagi petani. Keuntungan tersebut bisa petani hasilkan dari hasil penjualan panen kepada para konsumen. Hasil panen berkualitas yang menjadi tujuan petani bisa dihasilkan dari proses perawatan tanaman yang baik dari fase benih hingga masa panen. Sehingga, menghasilkan kualitas panen terbaik dan menjadi favorit bagi banyak konsumen. Namun, usaha budidaya tanaman tidak jarang mengalami kendala yang mampu mempengaruhi kualitas hasil panen nantinya. Salah satu kendala dalam usaha budidaya tanaman adalah serangan hama penyakit tanaman. Hama penyakit tanaman merupakan kendala yang bisa merugikan petani dalam skala kecil hingga skala besar. Sehingga, petani memerlukan cara yang tepat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian hama penyakit tanaman. Serangan hama tanaman bisa berasal dari gulma yang tumbuh liar di lahan pertanian dan menjadikan gulma sebagai sarang yang nyaman. Sehingga, petani perlu melakukan pembersihan secara berkala pada lahan pertanian. Selain itu, jenis hama tikus juga bisa menyerang tanaman budidaya terutama padi dengan cara bersarang di sekitar lahan pertanian. Sehingga, petani perlu melakukan penangkapan maupun memanfaatkan musuh alaminya, yaitu ular dan burung hantu. Sedangkan untuk penyakit tanaman memiliki beberapa cara untuk menyerang budidaya tanaman, seperti melalui hama maupun kondisi lingkungan. Salah satunya adalah tingkat kelembaban lahan tinggi karena banyaknya genangan air. Sehingga, petani perlu memperbaiki drainase untuk mencegah tanaman terserang penyakit tanaman akibat jamur patogen. Selain itu, petani juga bisa melindungi budidaya tanaman dari hama penyakit tanaman dengan memanfaatkan pestisida. Sehingga, budidaya tanaman mampu tumbuh dengan kualitas terbaik dan berpotensi menghasilkan panen terbaik. Hasil panen terbaik selanjutnya bisa petani sortir dan jual kepada pedagang maupun konsumen lain. Kesimpulannya, serangan hama penyakit tanaman sangat merugikan bagi petani dan pelaku usaha pertanian. Sehingga, perlu penanganan yang tepat guna menjaga budidaya tanaman dari hama penyakit tanaman. Baca Juga Hama Wereng Pengganggu Padi Petani Merugi
Pestisida merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut substansi yang dipakai untuk membunuh, mencegah atau mengendalikan hama tanaman atau binatang. Karena penggunaan pestisida berbahan kimia di dalam sektor pertanian, masyarakat kini terekspos dengan residu pestisida berkadar rendah. Pestisida singkatnya adalah bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama. Secara umum, pestisida bisa dibuat dari bahan kimia maupun biologis, seperti virus, bakteri, antimikroba. Penggunaan pestisida sudah semakin umum dan seringkali disamakan dengan produk pelindung tanaman. Padahal pada kenyataannya, ia hanya ditujukan untuk membasmi hama tanaman. Tahukah kamu bahwa pestisida ternyata sudah digunakan dari zaman dahulu kala? Masyarakat pada zaman pemburu-pengumpul, biasa menggunakan pestisida untuk melindungi pertanian mereka dari serangga dan hama. Bangsa Sumeria kuno memanfaatkan sulfur sebagai insektisida. Sedangkan bangsa medieval bereksperimen dengan menggunakan bahan arsenik. Bangsa China juga menggunakan pestisida berbahan dasar arsenik dan juga merkuri untuk membasmi lintah dan hama lain. Sementara bangsa Yunani dan Romawi kuno menggunakan minyak, abu, sulfur dan material lain untuk melindungi persediaan makanan mereka. Pada abad ke-19, para ilmuwan lebih fokus kepada pembuatan pestisida berbahan alami yang dibuat dari akar tanaman tropis dan krisantemum. Baru pada tahun 1939 lah Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane DDT ditemukan. Bahan ini sangat efektif untuk membasmi hama serangga dan karena itulah bahan tersebut banyak digunakan di berbagai dunia sebagai insektisida. Namun 20 tahun kemudian, penggunaan bahan ini telah dilarang di 86 negara karena diketahui memiliki efek biologis yang berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lain. The Food and Agriculture Organization FAO mendefinisikan pestisida sebagai “Zat atau campuran zat yang bertujuan untuk mencegah, membunuh, atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi manusia dan hewan, spesies tanaman atau hewan yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan selama produksi, pemrosesan, penyimpanan, transportasi, atau pemasaran bahan pertanian termasuk hasil hutan, hasil perikanan, dan hasil peternakan. Istilah ini juga mencakup zat yang mengendalikan pertumbuhan tanaman, merontokkan daun, mengeringkan tanaman, mencegah kerontokkan buah, dan sebagainya yang berguna untuk mengendalikan hama dan memitigasi efek dari keberadaan hama, baik sebelum maupun setelah panen.” Terdapat banyak macam dan jenis pestisida yang diciptakan untuk target hama tertentu Jika diklasifikasikan berdasarkan target penggunaannya, pestisida dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu Insektisida Untuk membasmi hama seranggaHerbisida Untuk membasmi hama tumbuhanRodentisida Untuk membasmi hama pengeratFungisida Untuk mengontrol jumlah jamur dan lumut Sementara berdasarkan bahan kandungannya, pestisida dapat dibagi menjadi Organophosphate Banyak dari insektisida mengandung bahan ini. Ia bekerja pada sistem saraf dan mampu mengganggu enzim yang mengatur Mirip dengan pestisida berbahan organophosphorus, pestisida dengan kandungan karbamat juga mempengaruhi sistem saraf dan mengganggu enzim. Namun efek pada enzim tersebut dapat Organoklorin Pada zaman dulu bahan ini biasa digunakan, namun karena menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan, penggunaannya kini dilarang contoh DDT, klordan, toksapenPyrethroid Ia merupakan bahan sintetis dari pyrethrin. Bahan ini lebih organik karena didapatkan dari herbisida Ia biasa digunakan untuk mengendalikan hama tanaman rumput, lumut dan lainnyaBiopestisida Ia merupakan pestisida berbahan alami yang didapatkan dari hewan, tumbuhan, bakteri dan mineral. Bahaya Di Dalam Pestisida Di balik fungsinya, pestisida memiliki efek samping lain yang dapat membahayakan kehidupan Karena sifatnya, pestisida memang berbahaya bagi organisme hidup dan terkadang termasuk makhluk hidup lain yang bukan targetnya, seperti manusia. Inilah mengapa penggunaan pestisida harus dilakukan oleh orang yang tepat. Pada beberapa kasus, pestisida bahkan dapat mengakibatkan kematian akibat keracunan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan bahan DDT telah dilarang di berbagai negara karena menimbulkan ancaman pada lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, bahan lain seperti lindane juga dipercaya dapat menyebabkan kanker dan kandungannya mampu bertahan di dalam tanah dan air untuk waktu yang lama. Bahan-bahan seperti ini lantas dapat memengaruhi ekosistem dan juga terakumulasi ke dalam rantai makanan. Populasi manusia secara umum kini sudah terpapar kandungan pestisida melalui air dan makanan yang dikonsumsi meskipun dalam kadar rendah. Ancaman yang lebih serius dihadapi oleh mereka yang secara langsung terpapar oleh pestisida, seperti petani dan mereka yang berada di area pertanian tersebut. Kandungan beracun di dalam pestisida didesain untuk dapat lepas ke udara dengan bebas. Dan meskipun pestisida dibuat untuk membasmi hama tertentu, banyak kasus dimana pestisida membahayakan makhluk hidup di luar targetnya. Pestisida juga mampu mengendap di dalam air, udara, sedimen dan terakumulasi di dalam telah dikaitkan pada gangguan kesehatan pada manusia, baik untuk jangka pendek seperti mual dan sakit kepala, maupun jangka panjang seperti kanker dan gangguan mengurangi keanekaragaman hayati pada ekosistem tanah. Jika tidak terdapat bahan kimia di dalam tanah, maka kualitas tanah akan meningkat dan karenanya akan meningkatkan ketahanan air. Hal ini penting untuk menjaga tumbuhan agar tumbuh baik. Di negara-negara berkembang, keracunan akut pestisida untuk jangka pendek adalah jenis keracunan yang paling mengkhawatirkan. Namun, di negara-negara maju, yang terjadi adalah kebalikannya. Keracunan pestisida jangka pendek dapat dikendalikan, namun masalah utamanya adalah keracunan jangka panjang akibat paparan pestisida dalam jumlah sedikit namun berlangsung cukup lama. Peraturan Penggunaan dan Opsi Alternatif Pestisida Terdapat metode lain yang lebih ramah lingkungan dan aman untuk membasmi hama World Health Organization WHO merekomendasikan untuk mengurangi penggunaan pestisida jika memungkinkan. Tentukan sejauh mana penggunaan pestisida dibutuhkan kemudian carilah jalan alternatif non-kimia untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanian. Jika penggunaan pestisida memang harus dilakukan dan tidak ada jalan alternatif, maka carilah produk yang memiliki resiko paling rendah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Saat menggunakan pestisida, patuhilah arahan dan instruksi manufaktur. Pada banyak kasus, personal protective equipment PPE turut digunakan untuk menghindari kontak langsung dengan pestisida serta mengurangi eksposur saat pengaplikasiannya. Perjanjian internasional seperti Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants dan Rotterdam Convention on Prior Informed Consent memastikan negara pesertanya untuk taat dalam melindungi populasinya dari eksposur terhadap pestisida beracun. Agar tepat sasaran dan menghasilkan hasil yang diinginkan, informasi terhadap penggunaan, insiden dan eksposur terhadap pestisida diperlukan. Namun sayangnya, di berbagai negara informasi seperti ini masih kurang. Cara lain yang dapat digunakan untuk mencegah keracunan akibat pestisida adalah dengan menggunakan metode alternatif. Beberapa metode alternatif yang bisa dicoba adalah kultivasi, penggunaan pengendali hama organik seperti pheromone dan mikroba, teknik genetik dan pengendalian reproduksi hama itu sendiri. Penggunaan sampah domestik yang dikomposkan juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama. Metode kultivasi sendiri merupakan metode yang melibatkan polikultur, crop rotation, menanam makanan di area yang tidak terdapat hama, penanaman berdasarkan waktu di mana hama tidak aktif, menggunakan umpan yang akan menarik perhatian hama dari tanaman sebenarnya. Di Amerika, petani juga melakukan penyemprotan air panas untuk membasmi hama. Penggunaan makhluk hidup yang secara alami merupakan predator dari hama juga dapat menjadi salah satu opsi alternatif. Pengendalian reproduksi hama dapat dilakukan dengan mensterilkan hama jantan lalu melepaskannya kembali. Hal ini dilakukan agar pada saat mereka bertemu dengan hama betina, mereka tidak akan bereproduksi. Cara ini banyak digunakan terhadap medfly, tsetse fly dan ngengat gipsi. Namun kekurangan dari metode ini adalah memakan waktu dan biaya yang banyak. Selain itu, cara ini juga hanya dapat dilakukan pada beberapa spesies hama. Penggunaan pestisida memang tidak secara eksplisit dilarang. Namun jika kamu ingin menghindari bahaya yang mungkin terjadi dalam jangka panjang maupun jangka pendek, pestisida organik dan metode pengendalian hama alternatif dapat menjadi opsimu. Apakah kamu menyukai informasi di atas? Tinggalkan pertanyaan serta pesanmu pada kolom komentar, dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-temanmu.
Bahan Aktif Metoksifenozida 100 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Ulat grayak pada tanaman bawang merah, cabai, kacang panjang dan kedelai Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 100 SC Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada waktu menggunakan, jangan makan, minum atau merokok Pakailah sarung tangan, masker, pakaian lengan panjang dan celana panjang Cuci tangan dengan sabun Setelah digunakan, cuci semua peralatan dan pakaian Jangan menggunakan insektisida ini dalam jangka waktu 10 hari sebelum panen Simpan di tempat sejuk dan tertutup rapat Rusaklah wadah bekas dan kemudia kubur dalam tanah ±0,5 m dalam tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pucat dan pusing Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan mulut, kulit, dan pernapasan P3K Tanggalkan dan cuci pakaian yang terkena insektisida Jika terkena mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Jika tertelan, beri minum dua gelas air mineral dan usahakan dimuntahkan Jangan memberikan sesuatu melalui mulut pada penderita yang pingsan 2. Nama Dagang Actara 25 WG Bahan Aktif Tiametoksam 25% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Wereng coklat dan wereng hijau pada padi dan kutu daun Aphis dari apel Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan racun perut Formulasi 25 WG Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Jangan makan, minum atau merokok selama penggunaan Pakailah pakaian pelindung Jangan menyemprot melawan arah angin Jika terkena kulit, cuci dengan air dan sabun Jauhkan dari sumber perairan Simpan dan tutup rapat di tempat sejuk, kering dan aman Jauhkan dari bahan makanan dan api Rusak dan kuburkan wadah bekas sedalam 0,5 m dalam tanah di tempat yang jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pada tikus menyebabkan sesak napas, eksoptalimus postur tubuh melengkung, bulu-bulu merontok Peringatan Keamanan Hindarkan kontak langsung dengan mata, kulit dan mulut Jauhkan dari jangkauan anak-anak, orang-orang yang tidak berkepentingan dan hewan peliharaan P3K Tanggalkan dan cuci pakaian yang terkena insektisida ini Cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Jika terkena mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Jika tertelan, beri minum dan paksa pemuntahan Bahan Aktif Isopropilamina glisofat 486 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma pada cengkeh, kakao, karet, kelapa dan kelapa sawit Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 486 SLpekatan yang larut dalam air Toksisitas Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Muntah dan diare Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta reaksi alergi pada kulit P3K Bila terkena mata, segera cuci dengan air mengalir selama 15 menit Bila terhirup, segera pergi ke ruang terbuka/segar Bila terkena kulit, cuci dengan air dan sabun Bila tertelan, segera minum air mineral yang banyak dan bilas mulut menggunakan air bersih Bila terjadi muntah, pastikan penderita tidak mengalami gangguan pernapasan Bahan Aktif Deltametrin 25 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Plutella xylostella pada kubis Cara Kerja Secara fisik iritan Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 25 ECpekatan yang dapat diemulsikan Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Jangan menyemprot berlawanan arah angin Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Kompatibilitas Spektrum Nero spektrum Selektivitas High selective Gejala Dini Keracunan Mual, muntah, sesak napas, sakit perut, mulut berliur, badan dan tangan gemetar, hilang keseimbangan dan pingsan Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit, mata dan pernapasan. Berbahaya bagi hewan peliharaan dan ternak P3K Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Bahan Aktif Fipronil 0,5% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama penggerek batang pada padi Cara Kerja Secara fisik iritan Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 0,3 Gformulasi butiran atau Granula Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Jangan menggunakan insektisida ini pada 25 hari sebelum panen Jauhkan dari hewan ternak Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Simpan di ruang sejuk, tertutup rapat dan jauh dari jangkauan anak-anak Hancurkan/bakar bekas kemasan Kompatibilitas broad spektrum Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Sesak napas, lemas, tremor dan kejang Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan, serta berbahaya bagi hewan peliharaan, ternak dan binatang liar P3K Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum 2-3 gelas air mineral, kemudian muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka 6. Nama Dagang DuPont Curzate Bahan Aktif Simoksanil 8,36% + mankozeb 64,64%% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Fungi pada kentang, tomat, semangka, melon, anggur dan bawang merah Cara Kerja Cara Masuk Kontak dan sistemik Formulasi 8/64 WP Toksisitas Bahan iritasi Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari api, saluran air dan hewan ternak Simpan pada wadah aslinya di tempat sejuk, aman dan tertutup rapat Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Nero spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, iritasi kulit, mata perih dan mual Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta menyebabkan iritasi pada mata, hidung, kulit dan tenggorokan P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka Bahan Aktif Metomil 40% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama pada bawang merah, kedelai, kacang panjang, cabai, jeruk, kubis, tembakau, bawang putih, tomat, kacang hijau dan teh Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Kontak dan lambung Formulasi 40 SPdapat dilarutkan atau Soluble Powder Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Muntah dan diare Peringatan Keamanan Penggunaan insektisida ini harus mengikuti petunjuk pada label P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka Bahan Aktif Isopropilamina glisofat 480 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma berdaun lebar dan sempit pada pertanaman kakao TBM, karet, teh, kopi TBM, kelapa sawit TBM, persiapan tanam budidaya jagung dan kedelai TOT Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 480 SLpekatan yang larut dalam air Toksisitas Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Kompatibilitas Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Gatal-gatal pada mata, hidung, kulit dan kerongkongan Peringatan Keamanan Berbahaya jika terminum, jangan sampai terhirup atau terkena semprotan, jangan terkena mata atau kulit P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum air mineral dan muntahkan Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka 9. Nama Dagang DiPel WP Bahan Aktif Bacillus thuringiensis var. Kurstaki, strain HD-7; 16000 IU/mg Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Perusak daun Plutella xylostella dan Crocidolomia binotalis pada kubis Penggerek buah Heliothis sp. pada tomat Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun lambung Formulasi WPdisuspensikan atau Wettable Powder Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari api, makanan, perairan dan hewan ternak Simpan tertutup di tempat sejuk dan jauh dari jangkauan anak-anak Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah, jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, perut mulas, mencret, gemetar, mulut keluar buih dan penglihatan kabur Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, mata, kulit dan pernapasan serta berbahaya bagi hewan peliharaan P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila insektisida tertelan dan penderita masih sadar, segera muntahkan dengan cara memberikan segelas air hangat yang diberi satu sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan dengan jari tangan yang bersih. Usahakan terus pemuntahan sampai cairan muntahan bewarna jernih Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka atau bila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen Bahan Aktif 2,4-D dimetil amina 865 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma berdaun lebar Monochoria vaginalis, Spenochlea zeylanica dan teki Cyperus difformis pada pertanaman padi sawah Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 865 AS Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jangan menggunakan herbisida pada 10 hari sebelum panen Jauhkan dari perairan, bahan makanan dan minuman, jauhkan dari api dan jangkauan anak-anak Simpan tertutup rapat di tempat sejuk dan terkunci Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, lemah, sulit tidur, mual, muntah, berkurang nafsu makan dan diare Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta iritasi mata dan kulit Berbahaya terhadap biota air selain ikan Jerami tidak boleh dibakar P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan sampai cairan muntahan menjadi jernih Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka dan bila perlu berikan pernapasan bantuan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen 11. Nama Dagang Champion Bahan Aktif Tembaga hidroksida 77% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Penyakit antraknosa pada cabai Cara Kerja secara fisik Cara Masuk Racun kontak Formulasi 77 WPdisuspensikan atau Wettable Powder Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari perairan dan jangkauan anak-anak Simpan tertutup rapat di tempat yang sejuk dan terkunci Hancurkan wadah bekas pestisida dan benamkan dalam tanah sedalam 0,5 m yang jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum board spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Berkeringat dingin, mual, muntah dan denyut nadi melemah Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui kulit, mulut dan mata P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum susu yang banyak, larutan gelatin dan putih telur atau minum air mineral yang banyak dan hindarilah alkohol Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka Cepat pergi ke dokter terdekat Bahan Aktif Imidakloporid 50 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama pada padi dan kacang panjang Cara Kerja secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan perut Formulasi 50 SL pekatan yang larut dalam air Toksisitas Berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari perairan dan hewan ternak Kompatibilitas Spektrum nerospek Selektivitas high selective Gejala Dini Keracunan Gangguan pernapasan dan gemetar, kejang mungkin terjadi pada keracunan gawat Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit, mata dan pernapasan, serta berbahaya bagi hewan peliharaan dan ternak P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila insektisida tertelan dan penderita masih sadar, segera muntahkan dengan cara memberikan segelas air hangat yang diberi satu sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan dengan jari tangan yang bersih. Usahakan terus pemuntahan sampai cairan muntahan bewarna jernih Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka dan bila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen
bahan aktif pestisida dan kegunaannya